Mengenal Dhab, Si Kadal Gurun yang Sebenarnya
Dhab adalah sejenis kadal besar yang tersebar di daerah gurun di di Mesir, Libya dan seluruh daerah Timur Tengah. Akan tetapi, populasinya menurun karena sebagian habitatnya sudah menjadi perkotaan dan pemukiman.
Kadal ini memiliki tubuh dengan bentuk mirip biawak air. Panjang tubuhnya antara 38 cm sampai 99 cm. Kulitnya tebal dan berwarna cokelat pasir. Ekornya tebal dan dihiasi oleh benjolan-benjolan keras. Benjolan-benjolan tersebut mungkin digunakan untuk mempertahankan diri ketika diserang. Kadal ini sering diburu oleh Arab Badui yang menginginkan kulitnya untuk dijadikan kerajinan, sementara dagingnya dimakan sebagai salah satu alternatif sumber protein dan mereka mengetahui cara untuk menyembelihnya.
Dhab memiliki umurnya panjang. Sekali bertelur bisa mencapai 60 sampai 70 butir dan telurnya menyerupai telur burung merpati. Warna kulitnya bisa berubah dikarenakan perubahan cuaca panas, tidak meminum air bahkan mencukupkan dirinya dengan keringat, ekor adalah senjatanya, gigi-giginya tumbuh berbarengan, mempunyai 4 kaki yang mana semua telapaknya seperti telapak tangan manusia, sebagiannya ada yang mempunyai dua lidah, hewan yang dimakan hanya belalang, terkadang memakan anaknya sendiri, makan tetumbuhan sejenis rumput, menyukai kurma.
Dhab tinggal di habitat yang kering seperti padang pasir (gurun) dan daerah berbatu. Dhab adalah kadal pemalu dan lebih sering bersembunyi di dalam lubang yang digalinya sebagai sarang dan tempat berlindung.
Secerdas-cerdasnya hewan kecil itu melarikan diri, para pemburu selalu bisa menemukan mereka. Dhab biasa diburu dengan membanjiri sarangnya dengan air atau membakar sarangnya dengan api agar kadal dhab keluar.
Saking populernya perburuan kadal, jumlah hewan itu menurun drastis. Pemerintah lokal Arab Saudi berusaha membatasi perburuan.
Meski rasa dagingnya amat menggoda, para dokter memperingatkan penggemarnya untuk membatasi konsumsinya. Daging kadal mengandung protein sekaligus kolestrol tinggi
Kadal ini memiliki tubuh dengan bentuk mirip biawak air. Panjang tubuhnya antara 38 cm sampai 99 cm. Kulitnya tebal dan berwarna cokelat pasir. Ekornya tebal dan dihiasi oleh benjolan-benjolan keras. Benjolan-benjolan tersebut mungkin digunakan untuk mempertahankan diri ketika diserang. Kadal ini sering diburu oleh Arab Badui yang menginginkan kulitnya untuk dijadikan kerajinan, sementara dagingnya dimakan sebagai salah satu alternatif sumber protein dan mereka mengetahui cara untuk menyembelihnya.
Dhab memiliki umurnya panjang. Sekali bertelur bisa mencapai 60 sampai 70 butir dan telurnya menyerupai telur burung merpati. Warna kulitnya bisa berubah dikarenakan perubahan cuaca panas, tidak meminum air bahkan mencukupkan dirinya dengan keringat, ekor adalah senjatanya, gigi-giginya tumbuh berbarengan, mempunyai 4 kaki yang mana semua telapaknya seperti telapak tangan manusia, sebagiannya ada yang mempunyai dua lidah, hewan yang dimakan hanya belalang, terkadang memakan anaknya sendiri, makan tetumbuhan sejenis rumput, menyukai kurma.
Dhab tinggal di habitat yang kering seperti padang pasir (gurun) dan daerah berbatu. Dhab adalah kadal pemalu dan lebih sering bersembunyi di dalam lubang yang digalinya sebagai sarang dan tempat berlindung.
Secerdas-cerdasnya hewan kecil itu melarikan diri, para pemburu selalu bisa menemukan mereka. Dhab biasa diburu dengan membanjiri sarangnya dengan air atau membakar sarangnya dengan api agar kadal dhab keluar.
Saking populernya perburuan kadal, jumlah hewan itu menurun drastis. Pemerintah lokal Arab Saudi berusaha membatasi perburuan.
Meski rasa dagingnya amat menggoda, para dokter memperingatkan penggemarnya untuk membatasi konsumsinya. Daging kadal mengandung protein sekaligus kolestrol tinggi
Posting Komentar untuk "Mengenal Dhab, Si Kadal Gurun yang Sebenarnya"