Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pengertian Zat Feromon Hewan, Fungsi dan Contohnya

Feromon adalah sejenis zat kimia yang berfungsi untuk  merangsang dan memiliki daya pikat s*ks pada hewan jantan  maupun betina.

Zat ini berasal dari kelenjar endokrin dan digunakan oleh makhluk  hidup untuk mengenali sesama jenis, individu lain, kelompok, dan  untuk membantu proses reproduksi. Berbeda dengan hormon,  feromon menyebar ke luar tubuh dan hanya dapat memengaruhi dan dikenali oleh individu lain yang sejenis (satu spesies).  Feromon, berasal dari bahasa Yunani ‘phero’ yang artinya  ‘pembawa’ dan ‘mone’ ‘sensasi’. 



Pengertian Zat Feromon Hewan, Fungsi dan Contohnya


Penemuan Feromon 


Feromon pertama ditemukan di Jerman, oleh Adolph Butenandt,  ilmuwan yang juga menemukan hormon seks pada manusia  yaitu estrogen, progesteron dan testosteron. Ketika pertama kali  ditemukan pada serangga, feromon banyak dikaitkan dengan 
fungsi reproduksi serangga. Para Ilmuwan mula-mula melihat  feromon adalah sebagai padanannya ‘parfum’ di dunia manusia.  Penemu zat feromon pertama kalinya pada hewan (serangga)  adalah Jean-Henri Fabre ketika pada satu musim semi tahun 1870 
an pengamatannya pada ngengat ‘Great peacock’ betina keluar dari  kepompongnya dan diletakkan di kandang kawat di meja studinya  untuk beberapa lama menemukan bahwa pada pada malam  harinya lusinan ngengat jantan berkumpul merubung kandang 
kawat di meja studinya. “Mereka datang dari segala penjuru, tanpa  aku tahu bagaimana mereka menemukan betina di mejaku...” tulis 


Fabre. 

Fabre menghabiskan tahun-tahun berikutnya mempelajari  bagaimana ngengat-ngengat jantan ‘menemukan’ betina-  betinanya. Fabre sampai pada kesimpulan kalau ngengat betina  menghasilkan ‘zat kimia’ tertentu yang baunya menarik ngengat-  ngengat jantan. 
Dengan kesimpulan Fabre ini, mulailah seluruh lapangan penelitian  baru tentang feromon. 



Feromon Pada Hewan 



Feromon Pada Kupu-kupu 


Ketika kupu-kupu jantan atau betina mengepakkan sayapnya, saat  itulah feromon tersebar diudara dan mengundang lawan jenisnya  untuk mendekat secara seksual. Feromon seks memiliki sifat yang  spesifik untuk aktivitas biologis dimana jantan atau betina dari 
spesies yang lain tidak akan merespons terhadap feromon yang  dikeluarkan betina atau jantan dari spesies yang berbeda 


Feromon Pada Rayap 


Untuk dapat mendeteksi jalur yang dijelajahinya, individu rayap  yang berada di depan mengeluarkan feromon penanda jejak (trail following pheromone) yang keluar dari kelenjar sternum (sternal  gland di bagian bawah, belakang abdomen), yang dapat dideteksi 
oleh rayap yang berada di belakangnya. Sifat kimiawi feromon ini  sangat erat hubungannya dengan bau makanannya sehingga  rayap mampu mendeteksi obyek makanannya. 
Feromon Dasar Rayap: Pengatur Perkembangan  Di samping feromon penanda jejak, para pakar etologi (perilaku)  rayap juga menganggap bahwa pengaturan koloni berada di 
bawah kendali feromon dasar (primer pheromones). Misalnya, terhambatnya pertumbuhan/ pembentukan neoten disebabkan  oleh adanya semacam feromon dasar yang dikeluarkan oleh ratu, yang berfungsi menghambat diferensiasi kelamin. 


Segera setelah ratu mati, feromon ini hilang sehingga terbentuk  neoten-neoten pengganti ratu. Tetapi kemudian neoten yang telah  terbentuk kembali mengeluarkan feromon yang sama sehingga  pembentukan neoten yang lebih banyak dapat dihambat. 
Feromon dasar juga berperan dalam diferensiasi pembentukan  kasta pekerja dan kasta prajurit, yang dikeluarkan oleh kasta  reproduktif.  
Dilihat dari biologinya, koloni rayap sendiri oleh beberapa pakar  dianggap sebagai supra-organisma, yaitu koloni itu sendiri 
dianggap sebagai makhluk hidup, sedangkan individu-individu  rayap dalam koloni hanya merupakan bagian-bagian dari anggota  badan supra-organisma itu. 

Perbandingan banyaknya neoten, prajurit dan pekerja dalan satu  koloni biasanya tidak tetap. Koloni yang sedang bertumbuh subur  memiliki pekerja yang sangat banyak dengan jumlah prajurit yang  tidak banyak (kurang lebih 2 - 4 persen). Koloni yang mengalami  banyak gangguan, misalnya karena terdapat banyak semut di  sekitarnya akan membentuk lebih banyak prajurit (7 - 10 persen),  karena diperlukan untuk mempertahankan sarang. 


Feromon Pada Ngengat 


Komunikasi melalui feromon sangat meluas dalam keluarga  serangga. Feromon bertindak sebagai alat pemikat seksual antara  betina dan jantan. Jenis feromon yang sering dianalisis adalah  yang digunakan ngengat sebagai zat untuk melakukan  perkawinan. Ngengat gipsi betina dapat memengaruhi ngengat  jantan beberapa kilometer jauhnya dengan memproduksi  feromon yang disebut "disparlur". Karena ngengat jantan mampu 
mengindra beberapa ratus molekul dari betina yang mengeluarkan  isyarat dalam hanya satu mililiter udara, disparlur tersebut efektif  saat disebarkan di wilayah yang sangat besar sekalipun. 


Feromon Pada Semut dan Lebah Madu 


Feromon memainkan peran penting dalam komunikasi serangga.  Semut menggunakan feromon sebagai penjejak untuk  menunjukkan jalan menuju sumber makanan. 
Bila lebah madu menyengat, ia tak hanya meninggalkan sengat  pada kulit korban.

Posting Komentar untuk "Pengertian Zat Feromon Hewan, Fungsi dan Contohnya"