Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

4 Penyebab Harimau Jawa Punah

Harimau jawa (Panthera tigris sondaica) adalah subspesies harimau yang hidup terbatas (endemik) di Pulau Jawa.


4 Penyebab Punahnya Harimau Jawa
ilustrasi harimau jawa
Harimau jawa memiliki ukuran tubuh yang berada di antara ukuran tubuh subjenis harimau Sumatera dan harimau Bali, bertahan sedikit lebih lama daripada harimau bali. Harimau jawa jantan mempunyai berat 100-140 kg, sementara yang betina berbobot lebih ringan, antara 75–115 kg. Panjang kepala dan tubuh hewan jantan sekitar 200-245 cm sedangkan Harimau Jawa betina memiliki ukuran tubuh sedikit lebih kecil.
Baca juga: 3 Jenis spesies harimau yang ada di Indonesia

Harimau jawa tercatat menghuni hutan-hutan dataran rendah, hutan belukar, dan mungkin pula berkeliaran hingga ke kebun-kebun wanatani di sekitar perdesaan, karena pernah pada masanya hewan ini dianggap sebagai hama sehingga banyak diburu atau diracun orang. Wilayah jelajahnya tidak melebihi ketinggian 1.200 m dpl.

Macan ini biasa memangsa babi hutan, rusa jawa, banteng, dan kadang-kadang juga reptil serta burung air. Harimau jawa diketahui hanya didapati di Pulau Jawa. 

Harimau ini telah dinyatakan punah di sekitar tahun 1980-an.  Penyebab utama kepunahan Harimau Jawa antara lain sebagai berikut:

1. Perburuan besar-besaran


4 Penyebab Punahnya Harimau Jawa
Para pemburu harimau jawa
Pada tahun 1850-an, harimau Jawa dianggap sebagai 'gangguan' dijavan tiger beberapa daerah perkotaan dan pada tahun 1872 hadiah yang diberikan bagi sebuah kepala harimau yang terbunuh di Tegal, Jawa Tengah, adalah sekitar 3.000 gulden. Waktu itu ada beberapa lusin harimau dibunuh dalam usaha memperoleh hadiah tersebut.

Bahkan sampai abad ini harimau Jawa bukan tidak biasa ditemui dan meminta korban ratusan jiwa manusia setiap tahunnya, namun penduduk tidak mau memerangi harimau ini, karena jika mereka melakukannya, berdasarkan pengalaman, akan menyebabkan rusaknya tanaman mereka oleh serbuan kawanan babi. Meskipun demikian, seorang pemburu ulung Ledeboer mengaku telah menembak 100 ekor harimau antara tahun 1910 dan 1940. Selain itu keadaan menyedihkan yang dialami harimau ini tidak didukung oleh adanya permintaan terus-menerus dari pembuat topeng merak dan harimau Singabarong yang digunakan dalam pertunjukan tari tradisional reog ponorogo di Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Sampai tahun 1940 harimau sering terlihat dan ditembak di bagian selatan Jawa Barat, dan kadang-kadang beberapa ekor mencapai daerah Subang dan Cibadak. Populasi ini kemudian merosot dan mendekati pertengahan tahun 1960-an, harimau Jawa hanya ditemukan di suaka alam Ujung Kulon, Leuweung Sancang, Baluran dan Meru Betiri.

Perlawanan perjuangan rakyat pada waktu itu menyebabkan kelompok-kelompok penduduk bersenjata mencari perlindungan di berbagai kawasan tersebut. Harimau mati karena tidak tahan terhadap serangan anthrax atau karena menipisnya populasi rusa.


Tidak satu pun kawasan hutan yang tersisa di jawa pada pertengahan abad ini merupakan habitat utama harimau dan hutan ini semakin lama semakin terpenggal-penggal. Jelas bahwa kepunahan harimau Jawa terjadi karena ruang gerak tidak tersedia lagi. Kesimpulan yang sama berlaku juga bagi harimau Bali, tetapi diperburuk ketika beberapa harimau yang masih tersisa dipromosikan sebagai sasaran olah raga berburu pada tahun 1930-an.

Laporan baru mengenai kematian binatang ternak yang disebabkan oleh harimau tidak ada, dan bertambahnya kepadatan harimau akan melebihi daya dukung.Jika masih ada satu atau dua ekor yang tersisa, harimau Jawa secara esensial tetap punah, terutama ditinjau dari segi ekologi dan evolusi. Kondisi mengerikan yang dialami saudara sepupunya di Sumatera. Jaringan para pemburu dan petugas dalam pengumpulan kulitnya, menjadi peringatan bahwa memburu seekor harimau bukan merupakan hal yang sulit, ikatkan seekor kambing lapar yang mengembik-embik pada sebatang pohon di tengah hutan dan dalam beberapa hari binatang buruan anda akan datang

2. Pembantaian Harimau untuk pertunjukan (Rampogan macan)
4 Penyebab Punahnya Harimau Jawa
pertunjukan rampogan macan
Rampokan macan (Rampogan matjan) adalah sebuah pertunjukan pada era sekitar 1900-an yang berupa pembantaian harimau. Pertunjukan ini diduga menjadi penyebab pertama menyusutnya populasi harimau jawa dan mempercepat kepunahan.


Ketika pertunjukan digelar, harimau dilepas ke dalam arena, sementara sekelilingnya dikepung rapat oleh orang-orang yang membawa tombak. Ketika harimau mencoba keluar dari arena dan hendak menerobos pagar manusia, maka puluhan tombak menancap ke tubuh harimau apes tersebut. Lalu ia mati bersimbah darah

Tidak hanya harimau jawa saja yang menjadi korban, tetapi segala kucing besar yang berhasil tertangkap di hutan seperti macan tutul dan macan kumbang (kecuali kucing rumah).
Akibatnya, pada tahun 1950 dilaporkan jumlah harimau jawa yang hidup di hutan hanya tinggal 25 ekor saja. Kemudian pada tahun 1980, IUCN secara resmi menyatakan bahwa harimau jawa telah punah dan tidak perlu diragukan lagi. Macan jawa yang sangat melegenda tersebut kini benar-benar tinggal kenangan.

Pertunjukan rampokan macan biasanya dilangsungkan di Kediri dan Blitar dengan disaksikan oleh ribuan penonton dan para tokoh adat setempat serta pejabat tinggi pemerintahan hindia belanda. Namun pada tahun 1905, pemerintah hindia belanda melarang acara ini.


3. Habitat Harimau Jawa semakin sempit 
4 Penyebab Punahnya Harimau Jawa
habitat rusak by: borneoclimatechange
semakin berjalannya pembangunan dan meledaknya jumlah penduduk membuat keberadaan hutan-hutan tempat tinggal harimau jawa harus dikorbankan untuk kepentingan perkembangan lahan pertanian dan pemukiman. Hal tersebut mengakibatkan ketidakseimbangan antara pelestarian hutan dengan perkembangan daerah kala itu. 

di Pulau Jawa. Ekosistem harimau jawa saat ini sudah sangat kritis, banyak yang berubah fungsi menjadi perkebunan, Hutan Tanaman Industri (HTI) dan permukiman.

Menurut Osmantri, fungsi lahan tersebut membuat hampir 80 persen populasi harimau berkembang di luar kawasan habitatnya. Jika sudah begitu, terjadilah konflik dengan manusia yang bisa berlanjut dengan upaya untuk membunuh harimau tersebut. Terbatasnya habitat juga menyebabkan Satwa ini menjadi sulit untuk berkembang biak.

4. Lemahnya penegakan hukum perburuan pada jaman dahulu

Perburuan harimau yang makin liar oleh sekelompok orang yang hanya memikirkan keuntungan merupakan salah satu penyebab utama Harimau Jawa mencapai angka kepunahan. Masalah ini diperberat lagi dengan penegakkan hukum yang masih lemah terhadap para pelakunya. Akibatnya hal ini membuat para pelaku lainnya tetap melakukan perburuan terhadap harimau Jawa.

Sumber: Wikipedia, predatorconservation.blogspot.co.id, Juragancipir.com

Posting Komentar untuk "4 Penyebab Harimau Jawa Punah"